musim cinta
jangan kau menjulur giur
pada aroma cinta di musim gugur
lihatlah gelimpangan perih tak pernah terkubur
jangan kau berhayal mimpi
pada tangkai cinta di musim semi
lihatlah bangkai rindu terabai di gerogoti sepi
jangan kau silau terpukau
pada desau cinta di musim kemarau
lihatlah runtuhan galau dipuingi igau
jangan kau pesan idaman
pada deras cinta di musim hujan
lihatlah apungan dendam tenggelam dalam
jangan kau pilin ingin
pada siulan cinta di musim dingin
lihatlah gigil sahutan panggil kian mustahil
jangan kau bahas pelas
pada gemas cinta di musim panas
lihatlah bias cemas meranggas kandas
tapi cobalah menabur syukur
pada luhur cinta dimusim umur
lihatlah tadabbur masyhur sampai ke baitul makmur
*Puisi ini diterbitkan Metro Riau edisi Minggu 30 Mei 2010
jangan kau menjulur giur
pada aroma cinta di musim gugur
lihatlah gelimpangan perih tak pernah terkubur
jangan kau berhayal mimpi
pada tangkai cinta di musim semi
lihatlah bangkai rindu terabai di gerogoti sepi
jangan kau silau terpukau
pada desau cinta di musim kemarau
lihatlah runtuhan galau dipuingi igau
jangan kau pesan idaman
pada deras cinta di musim hujan
lihatlah apungan dendam tenggelam dalam
jangan kau pilin ingin
pada siulan cinta di musim dingin
lihatlah gigil sahutan panggil kian mustahil
jangan kau bahas pelas
pada gemas cinta di musim panas
lihatlah bias cemas meranggas kandas
tapi cobalah menabur syukur
pada luhur cinta dimusim umur
lihatlah tadabbur masyhur sampai ke baitul makmur
*Puisi ini diterbitkan Metro Riau edisi Minggu 30 Mei 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar