Sabtu, 21 Januari 2012

FTS dari Z Relation tentang Al-Bratva


PESAN DARI [puisi] MAe
“Aku kedinginan, aku butuh wanita nakal. Arrrggghh!” sebuah pesan singkat dari Mae mendarat di Hpku. “Apa maksudnya? Wanita nakal?” hatiku bertanya-tanya.
***
Mae, pertama aku mengenalnya disuatu acara yang diadakan oleh sebuah forum, dia membacakan puisi waktu itu. “Menarik sekali,” pikirku sebagai seorang penggemar puisi. Kemudian aku mencarinya dijejaring sosial dan aku menemukannya. Dan saat terlibat dalam pembuatan antologi itulah aku mendapatkan nomor teleponnya.
Aku mulai menanyakan tentang “bagaimana membuat puisi yang baik.” Dan Mae bilang “sering-sering berlatih dan membaca puisi karya orang lain.” Begitu kurang lebih pesan singkat dari Mae. Selebihnya ia hanya mengirim puisi-puisi berat yang sulit kuartikan. Mungkin memang begitulah caranya mengajariku. Mae seolah tak peduli tentang kebingunganku, ketidakmengertianku mempelajarinya. Sebuah sistem mengajar yang sangat mandiri kupikir. Begitulah citra Mae di otak kananku.
Dan semakin lama aku merasa kami begitu dekat. Tak hanya puisi, pertanyaan kabar dan gurauan pun menjadi selingan dalam pesan-pesan pelajaran puisiku. Tanpa sadar aku melupakan sesuatu yang harusnya tetap aku ingat, bahwa aku adalah perempuan baik-baik dan Mae adalah lelaki baik-baik. Itu yang sempat terlupakan. Bahwa mungkin ada sesuatu yang berlebihan telah terjadi tanpa sadar meski hanya lewat pesan.
***
Dan kini aku tengah meringis membaca pesannya. Menahan sesuatu dihatiku. Pedih. Kubalas pesan itu, “Bukan aku!” beberapa saat kemudian Mae membalas, “kamu.” Ada apa dengan Mae? Seperti itukah aku dimatanya? Batinku terus bertanya. “Bukan aku, tapi dia!” begitu balasku, entah siapalah dia itu aku mengarang saja. Tak lama Mae membalas. “Dia wanita rusak. Ogah!” aku semakin bingung.
 “Tega sekali kamu Mae.” Batinku. Dan sesuatu mengalir bebas dari sudut mataku. Kemudian kubalas lagi pesannya. “Tapi aku bukan wanita nakal!” pesan terkirim dan aliran itu semakin deras. Tak berselang lama ia membalas “ semua orang bisa mengatakan seperti itu, tapi ternyata... ” begitu pesan dari Mae.
Sempurna sudah retakan-retakan yang sedari tadi aku pertahankan, akhirnya berserak hancur. “Ini sangat menyakitkan Mae seandainya kamu tau.” Batinku.
“Kenapa mengatannya padaku? dipesan sebelumnya dan sebelumnya. Menyakitkan. Aarrgghh!” kukirim pesan itu pada Mae, berharap ia tau bahwa aku hancur saat ini. Namun Mae hanya membalas, “Ujian telah datang, ada yang naik kelas dan ada yang tinggal.” Aku tersentak membaca pesannya. “Begitukah? Aku tinggal kelas maksudnya?” aku bertanya sendiri. Kubalas pesan Mae, “Ya, aku mengerti,” hanya itu yang mampu kutulis, sebab otakku sedang menerka-nerka jawaban atas pertanyaanku.
Aku bertekad bahwa aku tak akan mengirim pesan lagi padanya, tidak untuk apapun temasuk puisi-puisi itu. Aku benci Mae. Kumatikan Hpku. Tapi aku tak bisa, lukaku terlalu perih, kemudian kunyalakan kembali Hpku. Tak lama setelah itu, sebuah pesan masuk, dari Mae, puisi sepertinya. Aku tak berminat membacanya, kuacuhkan saja. Tak lama berselang sebuah pesan kembali masuk. “Dik, aku menyayangimu, karena itu kuberikan kau alarm.” Begitu bunyi pesan singkat itu, pesan dari Mae.
Aku tercenung membaca pesan itu. “Mengapa tak lebih awal aku sadar? Harusnya aku lebih bisa menjaga hijab sebagai seorang wanita.” Aku membatin. Kemudian tersenyum. “Ah, Mae mungkin aku juga. Jangan bosan memberiku alarm.” Aku bergumam, kali ini aku rasa tak ada yang hancur, semuanya baik-baik saja. Mae.

Minggu, 08 Januari 2012

kuserahkan MUTIARA ini hanya untukmu Bratva


Kata Mutiara Untuk Sahabat “Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah”
Kata Mutiara Untuk Sahabat “Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama”
“Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya”
“Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti, diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian”
“Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya”
“Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah”
“Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya”
“Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis”
“Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya”
“Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil dipatahkan oleh sahabat-sahabat yang teruji kesejatian motivasinnya”
“Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri”
“Dalam masa kejayaan, teman-teman mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman-teman kita. Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping anda??. Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai??”
“Siapa yang ingin bersama anda pada saat tiada satupun yang dapat anda berikan??. Merekalah sahabat-sahabat anda”
“Hargai dan peliharalah selalu persahabatan anda dengan mereka. Karena seorang sahabat bisa lebih dekat dari pada saudara sendiri”

Demikian tadi adalah posting hari ini tentang kata mutiara persahabatan. Semoga bisa membantu Anda yang sedang mencari kata mutiara untuk sahabat sejati kali ini. Terima kasi

Al-Bratva Library_Beowulf: sebagai karya penting dari literatur Anglo-Saxon.

Beowulf
 
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Halaman pertama dari Beowulf dalam Cotton Vitellius A. xv.

Beowulf (ejaan Inggris: [ˈbeɪ.ɵwʊlf]; dalam Bahasa Inggris kuno atau IPA: [ˈbeːo̯wʊlf] atau IPA: [ˈbeːəwʊlf])[1] adalah sebuah judul konvensional dari wiracarita berjumlahkan 3182 alliterative, dengan latar belakang negara Skandinavia, seringkali disebutkan sebagai karya penting dari literatur Anglo-Saxon. Yang tertinggal hanyalah sebuah manuskrip yang dikenal sebagai Nowell Codex. Dibentuk oleh seorant pujangga Anglo-Saxon yang diperkirakan sekitar abad ke 8[2][3] dan awal abad ke-11[4]
Dalam puisi ini, Beowulf, seorang pahlawan dari Geat, berperang melawan tiga antagonis: Grendel, yang senantiasa menyerang ksatria di wilayah Hroðgar (Raja dari suku Danes, ibu Grendel, dan seekor naga tak bernama. Peperangan terakhir terjadi pada akhir hidupnya, dimana Beowulf menjadi raja Geat. Pada peperangan terakhir, Beowulf terluka berat. Setelah kematiannya, para pengikut memakamkannya di tumulus di Geatland

2 Puisi Al-Bratva termuat di Halaman AKLAMASI UIR, kurun 2009 n 2011


menuju jalan pulang

setelah ratusan jarum waktu kau telantarkan jiwamu
mengembara jalangkan nafsu angkara
menengadah mencari kedamaian di belantara cinta fana
dengan tubuh kumal berdebu noda
bukan mulia yang kau tuai tapi nista yang kau gapai

sudahlah!
tetes peluhmu takkan menemu singgasana bernama ketengan jiwa
bukankah kekasih hakikimu tak sedetikpun
jemu meluahkan rahman dan rahimNya padamu
maha sempurna
meski kau alpa dan berpaling dariNya

sudahlah!
tinggalkan saja ilusi hampa sia-sia itu di negeri tanpa peta

pulanglah, sebelum sempurna malam kelam membutakan mata
pulanglah, sebelum kabut hitam menutup semua jalan

At-tamaam- Al-Kareem 041109

ORNAMEN KATA

Menjawab sekian tanya yang terlahir dari percik darah
di keningmu
Mulai kusemat sabdaku
Melahirkanmu diranjang alam pikir zikir ini
Pahatkan titah tuan cinta beralaskan
sajak-sajak rindu

Yogyakarta 2011

Sabtu, 07 Januari 2012

Puisial-Bratva di Majalah Sagang edisi XIII. September 2011

RINDANG RAYU GUMAM SUARA TERAPI SAKSI

         ; pada, Eneste bersama Fa, dan Elayne

Telah ku seduh arak penaklukmu, jalarkan rongga ranggang lungkang
Sepuh kata meniduri musim-musim telaah mawar di puncak biru kisahmu
Sapakah arti renggangkan cahaya melaut lajang ari-ari terkubur
Tiada nisan
Tiada batu
Tiada sepi
Tiada menindai rakus ego
Lantang sendumu yang menyandu madu randu
Memohon lembah sederat kata sapa
E,F,E
Ku eja dalam lipat wahyu
Sebakti putik sunting bunga sukma rampai
Lara terikat lekat pada tangkai kaligrafi purnama di matamu yang menggeliat dari butir berair dengdang ruang salemba ucup kecup takjub diterka rasa rupa rasa
Menderat makna manja senja
Menderet istijabah
Aku pada kalian sesepi kumbang dalam riak cahaya bebintang ranjang.

Yogykarta, 2011.

BENCE: yang akan dijadikan Novel


BENCE

Entah kenapa takdir mempertemukan aku dengan Bence atau nama kerennya Bernast Alpa Tea. Seorang banci yang ingin kuubah menjadi lelaki sejati.
Oleh: Al-Bratva

“Bence, ayo kita pulang!” ajakku yang menemukannya terpekur di sisi jeruji gorilla suatu sore.
Bence kilihatan kurusan. Matanya sayu, bibirnya kering pecah-pecah, rambut emonya acak-acakan. Dia tampak cuek akan hadirku. Secuek pada dirinya sendiri.
“Bence, kamu masih sayang ma kak Leaz kan?” Tanyaku selembut mungkin. Dia menatapku. Retinanya mengontak retinaku. Sesaat…
JEDA!
Kucoba mengedipkan-ngedipkan mata. Sereo. Lantas ia menghambur memelukku. Aku juga memeluknya sehangat mungkin. Kuanggap dia saudaraku. Adik kandungku.
“Kak Leaz, Bence gak akan pulang!” Dia kemukakan alasan bahwa dia telah jatuh cinta pada gorilla. Katanya mereka udah jadian sampai seminggu. Katanya lagi gorilla menerimanya sebagai banci apa adanya, bahkan tak jarang mereka (gorilla cs manusia) mengabiskan waktu untuk bercandaria. Aduh! pusing_pusing@pusing.com sekedar mendengar cerita nih anak: kok bisa manusia pacaran dengan gorilla? Halooo…. Tapi, ya sudahlah! Aku tak berhasrat memperparah keadaan.
“Jadi kamu tidak akan pulang, tega liat kakak terus sendirian tidurnya?“ godaku. Kenapa aku pilih tuk menggoda? Karena Bence paling klepek-klepek alias takluk kalau digoda. Dasar banci! Rutukku tanpa suara.
“Jadi kamu lebih memilih gorilla ketimbang kakakmu yang jelas-jelas manusia?”
“….” Dia mengangguk.
“Kenapa?” tanyaku meninggi dalam baur kesal juga heran.
“Karena gorilla gorilla lebih mengerti aku dibanding manusia. Manusia itu brengsek!” Diekspresikannya kata-kata itu lewat pukulan keras di dadaku. Kemudian dia berlari dengan mata menghujan.Banjir.

Al-Bratva dan Antologi


MANASIK YANG BERTARUH  CINTA
            -Thawaf  kita, sahabatku-

Sesungguhnya alas tikar kecil yang menghampar di bumi ini, telah lama ter-gelar. Dengan segenap kehadirin diri pada pucuk-pucuk cerita. Lalu bagaimana sesungguhnya hembus udara yang menerpa putik-putik adalah hadiah dari kekasih dengan segala cintaNya.
Dalam kaidah para pelamun, kian terbentur dengan kesumat diri yang melunglai pada lantai-lantai yang tiada usai menaburkan keangkaraan. Tak mau menau, dimana usap matahari menaburkan cahayanya. Hingga sudut ronta mulai mengering dan lapuk pada sisa genggaman yang legam.
Lalu dengan apa, cinta akan termaktub, bila di balik hunus tajam mata mulai sembunyikan jalan yang berduri dan berbatu. Sedang ruang di bawah kaki telah terluka dengan ranggas yang bertahun-tahun. Benarkah  ini akan terus berkalut. Hingga larut menelan jutaan sadar diri yang membeku. Tiada memahami, sekian firman telah terpajang dengan begitu jelas. Memaknai sekian kalimat dan tutur hidup pada dinding yang retak.
Disana…
Kau sedang duduk, berdandan berling mata dari biola yang kau mainkan
Sekejap kau terseduh menggelengkan kepalamu
Lalu kau mengangguk dan akhirnya kaupun terus mendendangkan syairsyairmu
Kau sedang melawan waktu
Menceritakan sunyi pada jarak dan terik senja
Itarilah dengan segala Thawaf, sekian peta dan altar Ayat-ayat. Temukan biduk kebenaran atas nama perangai yang sejati. Dalam tiupan hawa cinta. Hingga sakral dan mukjizat bukan tema yang harus dilipat dalam perdebatan. Bukalah nurani, biar sulut matahari mengenal dengan ruang cahayanya. Lalu tampaklah cinta, yang tercipta dari tangan pencipta.

Yogyakarta, 2011.

sebentuk kemaafan yang kuhiba di muka bulan
dibuat khusus untuk Elaine Firdausza dan Jhody M. Adrowi

sebentuk kemaafan yang kuhiba di muka bulan
semenjak kulihat kalian memperpanjang kuku dan mulai cakarcakaran,mungkin kesunyian dan kedinginan menyaksikan pilu rancu yang kita satukan namun kian berantakan.tentang status kesedihan yang menggumpal menemu rotasi obrolan
ringan…
jadi kau
jadi dia
saling tak restu dan setuju akan segala yang mereka tuliskan dan mereka katakan
mohon maafkan
‘ hidup bertabur kebahagiaan ‘
tiap musim adalah cinta di mana masa kita berangkulan-beriringan.berjalan saling menerang kegelapan
tapi kenapa benci tumbuh di luar hati?

sebentuk kemaafan yang kuhiba di muka bulan
karena tuhan maha penyanyang tak kenal malam mau pun siang

 atas nama kesetiaan
-untuk Delvi dan Jhody

Maafkan aku yang tak berani mengunci pintu hatiku
Agar kau bebas keluar-masuk sewaktuwaktu

Kawan!

BumiJiwa10O-25Oth11


puisi Al-Bratva yang berhasil myabet Juara 2 di MMG Mei 2010

kala episentrum menggempa tintaku

: Eko Putra

kala episentrum menggempa tintaku
terambing luruh menuju jembalang ruh
yang tak berlabuh sentuh
semisal pengembaraan mencari nadi keabadian
atas nama jiwa di harauf mushaf tak bertepian

dalam kata ada renaka doadoa yang muntaha
nan bertahiyat dan berthawaf tangan nasuha
entah puisi atau jalusi narasi fasih mencairkan
kancah wisata hati

berbulanbulan bertahuntahun kurayu hayyu tuhan
dengan celan pantun pun gurindam sedayu malam
agar telur tinta yang kueram bukan tetas beracun
yang mematikan mata-jiwa-raga nan asa thalibun

kala episentrum menggempa tintaku
‘kan kubongkar rubaiyat kata depa demi depa
nian  kupahat arca tanda sujud di kening rupa

Jumat, 06 Januari 2012

puisi al-Bratva yang di nobatkan sebagai juara I di minda media group Mei 20111


TADARUS PENA di TUBUH SENJA

Lingkar pesona teraih suci menjelma atmosfir mata nurani
Sesyukur rintik menerka jelmaan kemaha Ia-an
Di sinilah senandung bahtera menelanjangi lipatan wahyu
Kitalah yang sedang memangu paku bumi
Dengan tinta melintang dalam aroma kesturi
Menghujat jejak nafas yang tergantung di ruang pengap
Tersadar
Bila tubuh mulai terapit aroma buta dari negeri penabur  julangjulang
Sungai mulai mengering
Hingga lautanpun mulai merindukan sejengkal dari nadi kita
Bu, kepada siapa lagi kita melamar istijabah senja”
            “Janganlah kau tancapkan nuranimu di gurun lukamu”
            “Tapi keberanian itu mulai menjadi tungku Bu”
            “Kau telah berani menyulutnya Nak”
Kakimu telah ternoda Bu  kehormatanmu tergadaikan menelantarkan jiwa tanpa mata     
  kaki”
Bersumpahlah bahwa kau berani membakar kematian jiwamu sendiri dan syurga-Mu masih di kakiku”
Biarlah ini tetap memukau
Jangan kembali menabur  padi di bebatuan basah
Damparkanlah muram itu disetiap hajat kelembutan mata kita
Mematri senja dalam tiap baris tadarus
Hidupilah kerinduan yang terpasung dalam keranda bumi ini
Senantiasa tanpa kafan dalam  jemari
Hanya penamu yang akan mengakar di baris jejemarimu
Pujilah tangan kita yang masih mampu bertengadah
Membasuh kening persujudan dalam rangkai hamparan       
Langit akan kembali terbangun dari lelapnya
Menyenandungkan baharbahar sayup
Dan  tanah inipun tak sesali kehadiran kita
            Nang  Ning Nung Gung
KeNanglah setiap ayat tuhan yang hadir sejak mata ini  tak mampu melihat
Cipta heNing menindih senja meski bintang masih tersimpan rapi di balik jubah kita
 MereNung sebait hijaiyah yang mengalir deras di tubuh
Ada Sang  AGung mentitah tak terdiam
Tangis kita ada dalam cintanya
Kan menjelma syurga hakikat

Yogyakarta, 2011

Tilas Al-Bratva

Antologi Mutiara Relung Hati ; Sebuah Perjalanan (Aku dan Tangan)

Mutiara Relung Hati…. Bila saatnya beban hidup semakin terasa berat sehingga memaksa kita dalam titik beku sebuah keputusasaan. Inilah saatnya kita untuk kembali menyelami mutiara yang selalu jujur dalam relung hati setiap insan. Bisikan yang menjernihkan akal sehat, logika, kejujuran, dan menghalau arogansi yang berkecamuk.
Melafalkan syair-syair hidup yang penuh kedamaian. Bisikan inilah yang menjadi mutiara-mutiara cantik, sejenak menarik kita untuk menyelami waktu terlewat. Menyimak berbagai untaian mutira relung hati dari berbagai penulis yang berbaur tanpa memperdulikan umur, kasta, dan senioritas.
Cobalah maknai setiap mutiara yang hadir dari relung hati mereka, percayalah walau hadir dari berbagai muara ternyata setiap maknanya adalah sebuah keindahan, kedamaian yang akan membawa kembali kita untuk berkaca pada berbagai peristiwa sepanjang zaman.
Sebagai insan yang melewati siklus masa kanak-kanak, dewasa, dan senja. Dalam setiap langkahnya dengan beban yang berbeda. Belajarlah dalam setiap fasenya dan nikmatilah. Hingga semua fase selesai per episodenya dengan cinta. Tidak bisa diingakari sebuah episode yang terindah dan penuh kejujuran adalah masa kanak-kanak, cobalah sejenak kembali ke masa ini. Penuh dengan dekapan Bunda dan Ayah, menitikkan air mata sepuasnya.
Tetapi bila itu sulit untuk mengenangnya, hanya mutiara relung hati yang menjadi kita lebih kuat dan tegar menyelesaikan amanat Sang Khalik. (Persembahan Writing Revolution).
Penulis : Noorhani Dyani Laksmi dkk
ISBN: 978-602-225-212-2
Terbit: Desember 2011
Harga: Rp. 44.300,00
For Review : MRH
Pemesanan www.leutikaprio.com / inbox my fb nenny makmun – hp 0816641454


Terima Kasih Penyusun ucapkan Kepada Para Kontributor
buku amal ini , semoga akan menjadi nilai ibadah
sekaligus apresiasi pada dunia literasi.

No    Nama
1    A.B. Malik Anau
2    Adi Saputra
3    Adiba Ad-Da wiyah
4    Agus Pribadi
5    Amma O’Chem
6    Anisa Ae
7    Anung D’Lizta
8    Armand
9    Asmi Ri Zani
10    Azizatur Rahma
11    Chamidiyah Nurul
12    Chie Chera
13    Destiarny
14    Dewi Syafrina
15    Edy Priyatna
16    Edy Sst
17    Endang Ssn
18    Endeh Kursiyah
19    Eric Keroncong
20    Erpin Leader
21    Es hadi
22    Esa Abad
23    Florensius Marsudi
24    Fransiska S Manginsela
25    Hylla Shane Gerhana
26    Ila Rizky Nidiana
27    Jhody.M.Adrowi
28    Joko Rehutomo
29    Joni Lis Efendi
30    Kim Foeng
31    M.Arif Budiman
32    Muhammad Asqalani eNeSTe
33    Muhammad Nur SE
34    Mukdhariah
35    Nenny Silvana
36    Nesyaalia
37    Niki Vianti
38    Noorhani Dyani Laksmi
39    Nur Inayah Syar
40    Nurul Azmi
41    Nyi Penengah Dewanti
42    Oddisa Putri
43    Okti Li
44    Om Dompet
45    Pameta Fildzah Sabila
46    Peri Ungu
47    Rahmatika Choiria
48    Romantika Cahya Firdausza
49    Roni82 Sundanicus
50    Rysti Dwiana Sari
51    Delvi Adri
52    Salma Madani
53    Sastra Annafi’
54    Singgih Swasono
55    Sutardji
56    Syamsa Hayyu
57    Tally Syifa
58    Thamrin Dahlan
59    Tina Yaneshawary Sutiani
60    Tommy Alexander Tambunan
61    Tri Hastuti
62    Tubagus Rangga Efarasti
63    Umie
64    Victoria Ivy Tansil
65    Wisnu Mustafa
66    Yusuf Ichsan Ats Tsaqofy
67    Zahra Qomara
 
Template Design By:
SkinCorner