Lelaki Pecemburu
"Bu, bolehkah aku cemburu pada rembulan terang
yang sedang digelut bintang,
dijamah cahayanya satu per satu hingga ia redup?"
"Bu, bolehkah aku cemburu pada setangkai kelopak bunga
nan harum semerbak, yang membujuk kumbang-kumbang
genit untuk datang hinggap, hingga ia layu?"
"Bu, bolehkah aku cemburu pada titik awal
hujan di awal kemarau?"
"jangan, Nak!" kata Ibu
01/03/2014
Bu, kami pulang dari bulan
nyatanya selama ini kami salah
jauh-jauh memanjat langit; dari Bumi
yang kami semai hanya resah
iya, Bu. kami mengaku salah
nyatanya, terang itu ada padamu, Bu.
kami temui di harimu yang kau anggap tanggal merah
17/02/2014
Pulang II
aku merantau ke Jawa
biar kau senang, biar kau bahagia
nanti, ku bawa banyak uang
nyatanya, tidak.
pagi petang ku dililit hutang.
ya, Ibu Kota tak pernah seteduh kau, Bu.
esok, aku pulang.
17/02/2014
selamat pagi dunia
titip salam sama akhirat, ya.
salam rindu buat Jibril hingga Malik
"selamat menunaikan tugas"
dan spesial buat Raqib Atid
"catatlah pahala kami, satu persatu hari ini, dosanya jangan"
"nanti kami taubat, Tuhan pasti ampuni"
Padang, 2/2/2014
Maulidan
Rahman Siregar, lahir di
Padang, 3 Februari 1991. Menulis sejak bergabung di UKM Teater Imam Bonjol Padang.
Anggota FAM wilayah Sumatera Barat. Puisinya
pernah dimuat di http://theoneredaxi.com/berita-kepada-penyair.html
HP: 08990854468
Tidak ada komentar:
Posting Komentar