Mengudara
Kita
melompati batu kecil
Tak
berani melihat batu besar.
Bersuara
butuh perlahan-lahan.
Begitu
indahkah alasan?
Lalu kita
jadi katak peninta batu.
Beriak
mimpi menjelma oksigen dalam air yang ingin mengudara.
Meletup-letup
hanya sebatas titik didih yang tak unjung teraba.
tak
lepas, masih jua dikebat molekul air yang sesak menindih raga.
Kita
bagai oksigen terlarut, seakan lewat jenuh.
Muasal
kembali dipertanyakan. Terlempar dalam
onggok
rahim kata dan tanda tanya. Batas nyata serta imaji
dikusut
benang karma. Dan kita masih begini
Bermimpi
mengudara.
Kim, 2011-2013
Ekuatif Burung Manusia
Reruntuh
angin mengantar sulam pada batinnya malam itu. Katanya kebingungan menjepit
kedua ubunnya. Dia menangis melihat kedua anak Cabai meliukliuk di ujung
pandangnya, kepalanya merah. Amarah membenamnya lalu ditenggelamkannya kepala
ke dalam genangan darah semata menodai
rambutnya. Usai usang membalut kepala, kornea terjaga melihat pagi buta dikuasai
Mina bernyanyi. Padahal mendengar lagupun, Tiung tak pernah selesai sampai not
piano terakhir. Tapi lagu Beo memekik hingga tercekik kerongkongannya. Lalu
dibutakannya lagu dengan nada hitamnya. Melihat Merpati berkirim surat dengan
kekasihnya, gusarnya meletup tiba ke runut dada merantai ke tepi sendi.
Disumpalinya email, pesan singkat, hingga faksimili ke dalam suapan rahang
istrinya. Kini Camar, Punai, Manyar, Balam, Perenjak, Murai hingga Cendrawasih
menarinari dengan sayap senyap semata mengibas langit lewat pandangnya. Lagi
dia hanya mampu berlari di udara dengan asapnya. Dengusnya tak henti hingga
inginnya tenggelamkan dunia. Namanya. Lalu siapa yang ingin menjadi manusia ?
Atau burung sebenarnya?
Berkali Lagi
Menggepul
pagi dengan kepak terdepak.
Sudah
berapa titah pantul dipipinya ?
Masih
juga dipakainya sayap serupa.
Dicucinya,
dibilasnya, dijemurnya, disetrikanya
Lalu
dinodainya lagi dengan wewangian dunia.
Tapi dia
tenggelam lagi di udara, dongeng tetangga
yang
itu-itu saja.
2013
R Dianie Dasopang, dara kelahiran 5 Oktober 1992, Padang Sidempuan, Sumatera Utara.
Mahasiswi semester empat Kimia Fmipa Universitas Riau. Bermula menyukai menulis
cerpen sejak SMP, pernah meraih juara I (Putri) Lomba Mengarang Tingkat
Kabupaten Rokan Hulu Riau 2008, dan Juara I Lomba Penulisan Cerpen Peksimika
Universitas Riau 2012. Membaca puisi sejak TK, pernah juara I Membaca Puisi
saat TK di Padang Sidempuan. Puisi-puisinya dimuat di KOMPAS.com dan Metro
Riau. Kini tertarik menulis puisi dan saat ini bergiat di Community Pena
Terbang (COMPETER) Pekanbaru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar