Sabtu, 07 Januari 2012

BENCE: yang akan dijadikan Novel


BENCE

Entah kenapa takdir mempertemukan aku dengan Bence atau nama kerennya Bernast Alpa Tea. Seorang banci yang ingin kuubah menjadi lelaki sejati.
Oleh: Al-Bratva

“Bence, ayo kita pulang!” ajakku yang menemukannya terpekur di sisi jeruji gorilla suatu sore.
Bence kilihatan kurusan. Matanya sayu, bibirnya kering pecah-pecah, rambut emonya acak-acakan. Dia tampak cuek akan hadirku. Secuek pada dirinya sendiri.
“Bence, kamu masih sayang ma kak Leaz kan?” Tanyaku selembut mungkin. Dia menatapku. Retinanya mengontak retinaku. Sesaat…
JEDA!
Kucoba mengedipkan-ngedipkan mata. Sereo. Lantas ia menghambur memelukku. Aku juga memeluknya sehangat mungkin. Kuanggap dia saudaraku. Adik kandungku.
“Kak Leaz, Bence gak akan pulang!” Dia kemukakan alasan bahwa dia telah jatuh cinta pada gorilla. Katanya mereka udah jadian sampai seminggu. Katanya lagi gorilla menerimanya sebagai banci apa adanya, bahkan tak jarang mereka (gorilla cs manusia) mengabiskan waktu untuk bercandaria. Aduh! pusing_pusing@pusing.com sekedar mendengar cerita nih anak: kok bisa manusia pacaran dengan gorilla? Halooo…. Tapi, ya sudahlah! Aku tak berhasrat memperparah keadaan.
“Jadi kamu tidak akan pulang, tega liat kakak terus sendirian tidurnya?“ godaku. Kenapa aku pilih tuk menggoda? Karena Bence paling klepek-klepek alias takluk kalau digoda. Dasar banci! Rutukku tanpa suara.
“Jadi kamu lebih memilih gorilla ketimbang kakakmu yang jelas-jelas manusia?”
“….” Dia mengangguk.
“Kenapa?” tanyaku meninggi dalam baur kesal juga heran.
“Karena gorilla gorilla lebih mengerti aku dibanding manusia. Manusia itu brengsek!” Diekspresikannya kata-kata itu lewat pukulan keras di dadaku. Kemudian dia berlari dengan mata menghujan.Banjir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Template Design By:
SkinCorner