Kaulacurkan tanah bumiku,
dengan harga murah
Kauobral,tanpa kaubaluti dengan sehelai benangapapun
Kaucicipi tubuh,
yang kianme lolong menyesak
Mencuri wajah,
dengan wajah tanpa noda
Bisu, diam dan menghening
Pelan-pelan tetap melacurinya dengan wajah tanpa dosa
Bogor 5 Maret 2013
Lidah Api
Lidah memang tidak bertulang
Tapi dia mampu membunuhmu..
mana yang ingin kaupilih??
Membunuh atau terbunuh?
lidah, lidah ini bias saja membeku
bahkan dia bisa
menjadi api yang selalu siap membakarmu
kapan ingin kaupilih waktunya?
Detik ini dia bias membakarmu
Ingatkah engkau kapan terakir
kali menggunakan lidahmu dengan baik?
Atau sudah lupa ya?
Kauingin menghujam jantungmu sendiri?
Tak susah payah kau mencari alat
Karena lidahmu sendiri bias membunuhmu
Ingat saat kaugunakan lidah apimu
untuk menghinaku?
Aku memang dungu saat itu kawan
Aku memang rendah,
hina
Bahkan aku butuh welas kasihmu saat itu.
Tapi sekarang,
liatlah kawan
Lidah apimu
telah membesarkan aku
Beruntung aku tak matiwaktu itu
Kini aku menyaksikan,
lidahmu sendiri kian membunuhmu...
Apa aku harus tertawa???
Senja saja mengacuhkan engkau
Mungkin saja aku juga bias mengacuhkan engkau sama seperti senja
Tapi aku tak seangkuh itu
ini mawar untukmu,
kausimpan saja di dalam kaus kutangmu
semoga saja itu bisa menjadi obat lidahmu
Dona Rahayu,
Lahir dan besar di Riau. Bergiat di Communty Pena Terbang (COMPETER) Dunia
Maya. Menikah di Pekanbaru, berbulan madu dan menetap di Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar