Membusuk
Rahim
Gua tempatmu dulu menghisap darah,
lewat pipa-pipa kecil;
dengan jail sesekali jemarimu menusuk dindingnya;
Gua tempatmu bercerita dari balik dinding merah;
Gua saksi saat Tuhanmu menggenapkan jarimu;
Kini kering, tandus, seiring masamu;
diam-diam kau lupakan pembawa guamu.
Akal Iblis
Kau ikat aku dengan tali tembaga setan;
Katamu, inilah kasih yang diajarkan tuamu;
Kau tuntun aku meniti bara,
Ujarmu inilah cinta yang dituahkan leluhurmu,
Kau sumpal telingaku dengan alunan nada neraka,
Kilahmu inilah romantika.
Kanisa merupakan nama singkat dari Kartini Nirmalasari. Lahir di sebuah desa kecil
di pulau Jawa pada 29 Desember 1994. Tengah menuntut ilmu di Universitas Islam
Islam Negeri Sultan Syarif Qasim Riau. Jurusan Psikologi. Anggota TP 1 FLP Pekanbaru.
MasyaAllah.. kadang kata nasehat dapat membuat luka.. tetapi puisi adalah pengingat yang lembut.. begitulah mengapa para sahabat Radhiyallahu anhum ajma'in menghibur diri mereka dengan puisi.. mungkin itu juga yang membuat Imam Syafi'i Rahimahullah menulis buku yang memuat syair-syairnya.. goresan kata yang penuh makna.. bukan hanya ungkapan hati yang sia-sia..
BalasHapussalam manis untuk sahabatku, Kanisa.
Qolbii
Salam Tinta se-JIWA ukhty Qolbii...
Hapus