Ruang Belajar: Bukanlah tuang justifikasi sebuah karna berjenis kelamin
puisi. Semata mengasah senjata kritik yang teramat tumpul dan berkarat di mulut
Muhammad Asqalani eNeSTe. Untuk itu, izinkan saya berargumentasi, mengapresiasi
puisi-puisi teman yang budiman. Seala kadarnya ^_^
CERMIN
Bening
Melukis luka dalam hening
Menampar kening malah pening
Air mata enggan kering
Pening oh pening
SESAK
Mundur
Tutup
Tak usah kau kembali
Pergilah
Berlari mengejar fajar
Awas
Mundur
Pergilah bersama senja
Tak usah kau menangis
Tiada guna air matamu
Air mata kura kura
Hanya pura pura
Awas
Mundur
Tutup
Pergilah
Tak usah kau kembali
Kampus Madani, 291212
Nurjannah adalah nama pena dari Juniar Sinaga. Berdomisili di Pekanbaru Riau. Ia
merupakan mahasiswi Universitas Islam Riau (UIR) Jurusan Pendidikan biologi.
Saat ini juga tercatat sebagai peserta Training Penulis 1 FLP Pekanbaru
Angkatan-8. Blog pribadinya bisa dijelajahi di
Senandung-cahayasurga.blogspot.com. atau di email june_7naga@yahoo.co.id.
Sekali lagi kutemukan puisi ruang bermain
bagi penulisnya. Lihatlah “Cermin”, untuk sampai kepada kata pening saja ia
mesti membuat jebakan demi jibakan kata. Puisi ini masih mengambang sepertinya.
Entah apa gerangan makna yang hendak diurai.
Hitunglah berapa kali mundur, berapa kali
tutup. Ah, ada-ada saja. Tapi, ups...sepertinya puisi ini menyimpan seikat motivasi
yang bersedekat dengan sejumlah instruksi. Serasa ada magnet yang membuat kita
enjoy membacanya.
Karena puisi bukanlah mimbar, maka ada
baiknya Nurjannah mencari gaya ucap yang lebih elegan. Mari belajar sampai
nanti...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar