Rabu, 27 Juni 2012

X-Poems: Puisi-puisi Anna Lulus


Selepas Senja

aku menunggu senja berlalu
di tepian pantai rindu
menyusuri jejak-jejak cinta
sambil kurangkul kenangan bersamamu

burung camar terbang lepas
memekak riang menembus awan
bergemuruh membelah langit biru
bersenandung kidung rindu
aku hanya bisa diam dan diam
lidah kelu bibirku beku
tanpa bisa berucap
saat senja meninggalkanku

selepas senja ini
kuingin kau di sini
menemaniku menikmati semilir angin
merenda kasih menembus mimpi

namun sampai malam menjelang
engkau tak pernah datang
hanya terdengar alunan tembang
merdu merayu lalu perlahan hilang

Catatanku

kakiku melangkah
hatiku mengucap "Bismillah"
atas restu langit bumi
kidung-kidung doa ibu turut mengiringi

kepergiaanku ke luar negeri
telah kugadai masa depanku
kukobarkan semangat hingga menyala merah
hingga menjalar lekuk nadiku

kan kuikat semua bentuk kemiskinan
kubungkus dengan doa dan harapan
dan kugantungkan di langit malam
semoga nasib kan menjamahnya
hingga kebahagiaan merekah

inilah catatanku sebagai BMI
mengais ceceran mimpi di luar negeri
karena di negeri sendiri
mimpiku tak mungkin akan terbeli

Gerimis Pagi ini

bilah-bilah gerimis
luruh sepanjang bumi teritis
ini bukan karena tangisan

bukan!

langit sedikit mendung
seperti wajahku pagi ini
sepuluh tahun lalu
sebelum hari ini
aku menikmati
aku masih dengan riang mengayuh sepeda keranjang itu

basah!
seragam putih abu-abuku
terguyur hujan
dan, aku senang

ah, gerimis pagi ini mengantarku
ke masa lalu
; hilang

Kan Kutunggu


salju masih enggan mencair
berbulir rindu dibias perdu
nyata namun selaksa fatamorgana
kau manjakan diriku dengan sentuhan kalbu

sungguh ku tak mampu mengelak
juga tak mampu menegak telaga cintamu
izinkan kukecupi bayanganmu
kudekap hangat dalam lelapku

sebab ku yakin
mimpi adalah nyata yang tertunda
meski bukan di masa kini
kan kutunggu di reinkarnasi berikutnya

Jalan Rindu

aku menantimu di bawah suram pendar rembulan
menyaksikan laskar bayu mengusir jelaga langit
seiring serenada gerimis senja yang masih membirama
dan diantara desah nafas-nafas letihku

bergumul dengan lelah kerinduan
yang hampir membunuh kesabaranku
juga bilangan hari yang kuhitung satu per satu
kiranya kan tiba waktuku kembali nanti

pada buaian malam yang mendongengiku kemesraan
dan siang kita akan saling tertawa dalam kebersamaan
kita, aku dan kamu

Anna Lulus adalah nama pena dari Septi Lusiana Prastiwi, lahir di Purbalingga, 28 September. Pengagum Andrea Hirata, Asma Nadia, HTR dan Sanie B. Kuncoro sekarang menetap di Hsin Chu, kota kecil di Taiwan Utara. Karya-karyanya sering dimuat di beberapa media Taiwan berbahasa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Template Design By:
SkinCorner