Kamis, 19 Juli 2012

X-Poems: Puisi-puisi Selendang Sulaiman


Buat Yang Seperti Menjauh

ada apa dengan lebah-lebah di taman itu
berkerumun semacam musyawarah genting
padahal bunga-bunga masih segar dan menawan
matakukah yang sudah suram karena madunya?

duh, lenganku berdarah lagi rupanya
nyeri tersenyum dari jarak yang tak kupahami
jarak yang tiba-tiba saja membentang usai gerimis
bermanik-manik bening di rambutnya

terbanglang jauh, terbanglah sayap-sayapku
awasi duri-duri yang menusuk lenganku
biar darah tak juga muncrat dari lengan yang lain
sebab aku sudah lemah meski berdaya atas syair

 Kebun Laras, 21 April 2012

Buat Yang Seperti Menjauh II

sore ini aku menunggu petang dengan rambut tergerai
membawa pecahan kaca yang menggaris telapak tangan
ada isyarat tak terbaca resap menderas arus darah
sedingin pagi mengusap ubun-ubun ingatan yang retak

sungguh aku menunggu petang dengan rerindu
di tiap-tiap lembar rambutku yang kian menjarum
menusuk-nusuk penggung dan nyeri mendekap
dari segala arah mata angin; bumi dan langit

Kebun Laras, 22 April 2012

Selendang Sulaiman, Lahir di Pajhagungan, gapura, Sumenep 1989. Mahasiswa Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Puisinya dimuat diberbagai Media Masa: Seputar Indonesia, Suara karya, Metro Riau, Majalah Literasia, Advo-pos, Jurnal Maddana, Buletin Sampan. Dan beberapa antologi bersama; Sang Penyair (Perpust Press 2007), Mazhab Kutub (Pustaka Pujangga 2010), 50 Penyair Membaca Jogja; Suluk Mataram (MP 2011), Bima Membara (Halaman Moeka 2012), Presidin Untuk Presidenku (SANY Publishing 2012), Jembatan Sejadah (SP 2012). Saat ini selain mengelola Divisi Satra di Sanggar Nuun Yogyakarta kua menjadi Lurah Sanggar Jepit Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Template Design By:
SkinCorner